Apa Saja Yang Harus
Dipertanggung Jawabkan di Hadapan Allah ?
Kehidupan dunia ini
seseorang diuji dengan empat hal, dan untuk menjawab soal-soal ujian ini,
setiap orang diberikan sarana berupa pisik, waktu, harta, ilmu dan potensi
lainnya. Oleh karena itu pertanggung jawaban hidup seseorang nanti
berkisar pada materi-materi ujian hidup di dunia dan sarana-sarana yang
diberikan Allah kepadanya. Dalam tulisan
Sarana
hidup yang diberikan Allah dalam bentuk waktu atau umur, ilmu, harta dan
pisik; karena kalau seseorang merasa bahwa nanti di akhirat akan
dimintakan pertanggungjawabannya, pasti ia akan menggunakannya dalam
rangka beribadah dan taat hanya kepada Allah. Akan dimintakan pertanggung
jawabannya seseorang tentang empat hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah
saw.
"Tidak akan
bergeser dua telapak kaki seorang hamba (pada hari kiamat) sehingga ia
ditanya tentang umurnya digunakan untuk apa, tentang ilmunya apa yang
ia lakukan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan digunakan untuk apa,
dan tentang pisiknya mengapa ia menyia-nyiakannya". ( HR. Tirmidzi,
dan ia berkata: hadits ini hasan shahih).
Dalam hadits di atas,
Rasulullah saw. menegaskan bahwa pada hari akhirat seseorang akan
diminta pertanggung jawabannya tentang empat hal.
Pertama, tentang umur
atau waktu.
Umur atau waktu
kematian seseorang adalah sudah pasti, tapi kapan datangnya kematian, itu
adalah rahasia Allah. Bagi seorang muslim sebenarnya tidak begitu penting
kapan dia akan mati, tapi yang terpenting adalah dalam keadaan
bagaimana dia akan mati, apakah dalam keadaan tunduk kepada Allah SWT.
atau malah dalam keadaan yang sebaliknya. Yang Allah kehendaki adalah
jangan sampai seseorang mati kecuali dalam keadaan muslim ( QS. Ali Imran
: 102).
Oleh karena itu
seorang muslim dituntut untuk memanfaatkan semaksimal mungkin kesempatan
hidup di dunia ini untuk selalu beramal saleh dan menyegerakan diri dalam
melaksanakannya.
Kedua, adalah tentang
ilmu
Yaitu Ilmu yang Allah
SWT dan Rasul-Nya telah mewajibkan setiap muslim untuk mencarinya di dunia
sebanyak-banyaknya, karena itu menuntut ilmu tidak
ada batasnya kecuali saat kematian. Dengan ilmu, semestinya seseorang
semakin dekat kepada Allah, bukan sebaliknya seperti yang sudah banyak
terjadi sehingga dengan ilmu itu begitu banyak manusia yang sombong bahkan
dengan ilmunya yang sedikit sudah banyak manusia yang tidak membutuhkan
Tuhan, sehingga apa yang telah ditetapkan Allah dengan seenak hawa
napsunya mau dirubah.
Oleh karena itu harus
kita sadari sebanyak apapun ilmu yang kita miliki pada hakikatnya ilmu
yang kita miliki itu sangat sedikit bila dibandingkan dengan ilmu Allah
yang sangat luas dan banyak, itu pula sebabnya ilmu yang telah dimiliki oleh
manusia harus mampu dipertanggungjawabkan pengamalannya di hadapan
Allah SWT, dan itu pula yang menyebabkan orang yang berilmu (ulama) itu
sangat takut kepada Allah SWT. Allah berfirman :
" Sesungguhnya yang takut kepada Allah
di antara hamba-hamba-Nya hanyalah ulama. Sesungguh Allah Maha Perkasa
lagi Maha Pengampun ". (QS. Fathir : 28).
Ketiga, Harta
Yang harus
dipertanggung jawabkan setiap orang di hadapan Allah adalah tentang harta,
dari mana diperoleh dan untuk apa digunakan. Allah tidak melarang manusia mencari
dan memiliki harta, bahkan Allah justru memerintahkan manusia
untuk mencari harta, karena memiliki harta merupakan fitrah dan kebutuhan
manusia. Yang tidak dikehendaki Allah adalah kalau manusia mencintai harta
melebihi cintanya kepada Allah, karena dari sikap seperti ini,
manusia akan menghalalkan segala cara. Karena itu Allah akan meminta
pertanggung jawaban setiap orang dari mana harta itu diperoleh atau
bagaimana cara mendapatkannya; halal atau haram.
Di samping itu
meskipun manusia sudah mencari harta dengan cara yang halal, bukan berarti
sudah selesai pertanggung jawaban manusia dalam soal harta, masih ada lagi
yang harus dipertanggung jawabkannya, untuk apa saja dibelanjakan
dan dikeluarkan harta itu, untuk sesuatu yang dikehendaki Allah atau
tidak. Hal ini karena pada hakekatnya harta itu suatu titipan dari Allah.
Oleh karena itu membelanjakan dan mengeluarkannya harus sesuai dengan
kehendak Allah.
Keempat, Panca indera
Yang harus
dipertanggung jawabkan setiap orang di hadapan Allah adalah
soal penggunaan anggota badan; kaki ke mana berjalan, tangan apa yang
dikerjakan, mata apa yang dilihat, telinga apa yang didengar, lisan apa
yang diucapkan dan begitulah seterusnya. Bila seseorang tidak mampu
memanfaatkan anggota badan untuk sesuatu yang benar menurut Allah SWT,
bisa jadi ia akan terperosok ke derajat yang rendah, bahkan lebih rendah
dari derajat binatang (QS. Al-A'raf : 179).
Semoga Bermanfaat...
0 komentar :
Post a Comment