Hafiz Cilik (2):
Musa, Bocah 'Ajaib' yang Hafal 30 Juz Alquran
Dream - Aula itu rata benderang disiram cahaya lampu. Seorang remaja
yang baru saja menjalani tes hafalan quran di depan para ulama tanah suci,
bergegas turun dari bangku dan meninggalkan panggung. Seorang ulama yang
menjadi juri kemudian memanggil "Musa Laudi Abu Hanafi min
Indonesia..."
Seorang bocah langsung berjalan menuju panggung. Saat melihat
Musa, bocah kecil itu, seorang panitia menghampiri dan menuntunnya dengan dua
tangan, seolah takut bocah itu terjatuh.
Berjalan menuju deretan para juri yang sudah sepuh-sepuh, Musa
tampak tegang. Dia menoleh ke belakang melihat ke arah deretan tamu. Seketika
senyumnya mengembang. Senyum anak-anak.
Langkahnya lebih pasti. Dia ambil kertas di depan meja dan
diserahkan ke juri. Sang panitia masih menuntunnya menuju kursi peserta lomba
hafalan Quran dunia yang digelar di Jeddah, 2014 lalu.
Kaki kursi itu masih lebih tinggi ketimbang kaki Musa, yang
usianya masih belum genap 6 tahun. Belum lagi jenak duduknya dia melirik lagi
ke arah tamu mencari-cari.
Rupanya dia mencari ayahnya diantara deretan tamu. Sang ayah
segera bergeser mencari tempat duduk yang bisa terlihat langsung dari tempat
duduk Musa. "Saat itu tempat duduk saya terhalangi dekorasi panggung, jadi
saya bergeser," kata Hanafi, ayah Musa mengenang kejadian itu.
Dari kertas yang ada di tangan, juri membacakan sebuah penggalan ayat dari Kitab Suci Al Quran..., lalu berhenti. Musa diminta melanjutkan. Si bocah itu melanjutkan dengan suara cadelnya secara lancar. Juri kembali membacakan surat yang lain. Kali ini Musa pun bisa melanjutkan tanpa kesulitan.
Dari kertas yang ada di tangan, juri membacakan sebuah penggalan ayat dari Kitab Suci Al Quran..., lalu berhenti. Musa diminta melanjutkan. Si bocah itu melanjutkan dengan suara cadelnya secara lancar. Juri kembali membacakan surat yang lain. Kali ini Musa pun bisa melanjutkan tanpa kesulitan.
Bukan cuma dua kali, beberapa surat dari juz yang berbeda
ternyata bisa dilibas dengan aman oleh Musa. Juri terperangah. Kagum. Sedangkan
penonton ada yang tersenyum manggut-manggut meresapi lantuan ayat-ayat Alquran
yang dibacakan Musa. Juri tak ragu lagi. Bocah asal Bangka Belitung, Indonesia
itu dipastikan hafal 30 juz dalam Al Quran tanpa terkecuali.
Dari jarak 50 meter di depan panggung, ayah Musa yang
sehari-harinya menjadi petani, justru terlihat tegang saat penampilan putra
sulungnya itu.
"Saat dipanggil maju memang gugup. Karena ia tidak bisa
jauh dari saya. Ketika dituntun panitia ke panggung, ia selalu menengok melihat
saya. Jadi saya berusaha agar terlihat dia terus. Agar dia tenang.
Alhamdulillah, ia berhasil menyelesaikan hafalan dengan baik," kata Hanafi
menceritakan peristiwa membanggakan itu kepada Dream,
Rabu 29 Juli 2015.
Juri sepakat memberikan nilai istimewa, 90.83 dari angka 100
yang menjadi nilai sempurna. Musa memang hanya menempati peringkat 12 diantara
25 remaja lain yang menjadi peserta. Menurut juri, Musa kalah dari sisi
penilaian makhroj (lafal), karena masih cadel. Tapi dari segi hafalan, Musa
memang istimewa.
Menurut sang ayah yang berprofesi sebagai petani, Musa saat
tampil sedikit kelelahan, karena ia tetap menjalani puasa Ramadan. Sedangkan
peserta lain rata-rata memilih tidak saum. "Tapi Musa tetap mau berpuasa.
Jadi mungkin ia agak capek," ujar Hanafi yang juga guru mengaji.
Kata Hanafi, putranya tidak rewel saat berada di Jeddah selama
12 hari. Meski sang ibu, Yulianti, tidak ikut mendampingi ke sana. Sebelum
tanding, sulung dari tiga bersaudara ini terus latihan mengasah kemampuan
hafalannya. Cuaca terik tak mengendurkan semangat Musa. Dan hasilnya, luar
biasa!
Kemampuan ajaib Musa rupanya 'menyihir' para ulama Negeri Petro
Dolar itu. Mereka sekeluarga diminta tetap tinggal di sana. Tetapi Hanafi
menolak. Sebab, keluarga Musa lebih kerasan tinggal di negeri sendiri.
0 komentar :
Post a Comment