Kapan Seluruh Jalur Bus TransJ Benar-benar Bisa Steril?
Jakarta - Bukan pemandangan yang aneh lagi jika melihat kendaraan pribadi saling serobot berebut masuk jalur khusus bus TransJakarta (busway), apalagi di jam-jam sibuk berangka kerja dan pulang kerja . Padahal semestinya jalur itu harusnya steril dari kendaraan pribadi, baik roda empat maupun roda dua.
Namun realitanya, justru busway kerap didominasi kendaraan pribadi. Seperti yang detikcom lihat di persimpangan traffic light di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pukul 21.25 WIB, Selasa (8/12/2015).
Bus TransJ dihadang berbagai kendaraan yang hendak berebut masuk ke jalurnya. Tak pelak, lalu lintas menuju Halte Mampang Perapatan pun tak karuan.
Perang suara klakson yang nyaring saling bersahutan. Bahkan tidak jarang, pengendara 'kuda besi' meliuk-liuk mencari celah untuk mendahului bus TransJ yang kehalangan antrean kendaraan-kendaraan di depannya.
Tidak jarang sopir TransJ harus 'kebakaran jenggot' saat melihat kelakuan pengendara roda dua yang meski sudah diklakson berkali-kali tetap cuek tidak menghiraukan dan masuk ke jalurnya secara mendadak. Tentu saja ini bisa membahayakan bus TransJ yang acap kali harus ngerem mendadak hingga penumpang tak habis pikir.
"Duh, bahaya banget sih!" keluh salah seorang penumpang dengan raut muka kesal sekaligus terkejut saat bus TransJ ngerem mendadak.
Kondisi ini tentu jauh dari wacana-wacana yang disuarakan Pemprov DKI untuk mensterilkan jalur busway. Terlebih lagi, Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas atau Monas) disebut-sebut bakal menjadi pilot proyek Dishubtrans DKI beserta TransJakarta dalam hal sterilisasi jalur.
"Untuk khusus Koridor 6 tahun 2015 ini saya akan jadikan pilot project karena masalahnya banyak dan sangat kompleks, mulai dari pembenahan pelayanan bus TransJ, kita akan perbaiki jalannya, separatornya kita tinggikan, kita pasang barrier gate-nya serta kita persiapkan park and ride," terang Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kadishubtrans) DKI Andri Yansyah saat berbincang, Kamis (22/10).
Berbagai rencana dan upaya Pemprov dilakukan untuk dapat membersihkan kendaraan non bus TransJ dan Kopaja AC di jalur khususnya itu. Mulai dari penerapan denda bagi penerobos jalur, peninggian separator, pemasangan CCTV di halte bus hingga pemasangan Movable Concrete Barrier (MCB).
Setiap bus TransJ juga dipasangkan RCID agar pintu terbuka sehingga kendaraan umum lain dipastikan tidak bisa melewati.
Bahkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam waktu dekat akan mencoba menerapkan bantuan teknologi berupa RFID (Radio Frequency Identification) di palang busway. Dengan sistem sensor yang terpasang di badan bus, maka gerbang di jalur TransJ tak bisa sembarangan dimasuki kendaraan lain.
"Kita mau pasangin nanti ada RFID (Radio-frequency identification). Jadi bus itu tempelin, dia buka sendiri. Terus separator mau kita tinggikan," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (11/6).
Namun para penerobos selalu menemukan celah untuk masuk ke jalur 'ekspres' tersebut. Lantas kapan seluruh jalur busway di Ibu Kota bisa benar-benar steril? (detik.com)
Namun realitanya, justru busway kerap didominasi kendaraan pribadi. Seperti yang detikcom lihat di persimpangan traffic light di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan pukul 21.25 WIB, Selasa (8/12/2015).
Bus TransJ dihadang berbagai kendaraan yang hendak berebut masuk ke jalurnya. Tak pelak, lalu lintas menuju Halte Mampang Perapatan pun tak karuan.
Perang suara klakson yang nyaring saling bersahutan. Bahkan tidak jarang, pengendara 'kuda besi' meliuk-liuk mencari celah untuk mendahului bus TransJ yang kehalangan antrean kendaraan-kendaraan di depannya.
Tidak jarang sopir TransJ harus 'kebakaran jenggot' saat melihat kelakuan pengendara roda dua yang meski sudah diklakson berkali-kali tetap cuek tidak menghiraukan dan masuk ke jalurnya secara mendadak. Tentu saja ini bisa membahayakan bus TransJ yang acap kali harus ngerem mendadak hingga penumpang tak habis pikir.
"Duh, bahaya banget sih!" keluh salah seorang penumpang dengan raut muka kesal sekaligus terkejut saat bus TransJ ngerem mendadak.
Kondisi ini tentu jauh dari wacana-wacana yang disuarakan Pemprov DKI untuk mensterilkan jalur busway. Terlebih lagi, Koridor 6 (Ragunan-Dukuh Atas atau Monas) disebut-sebut bakal menjadi pilot proyek Dishubtrans DKI beserta TransJakarta dalam hal sterilisasi jalur.
"Untuk khusus Koridor 6 tahun 2015 ini saya akan jadikan pilot project karena masalahnya banyak dan sangat kompleks, mulai dari pembenahan pelayanan bus TransJ, kita akan perbaiki jalannya, separatornya kita tinggikan, kita pasang barrier gate-nya serta kita persiapkan park and ride," terang Kepala Dinas Perhubungan dan Transportasi (Kadishubtrans) DKI Andri Yansyah saat berbincang, Kamis (22/10).
Berbagai rencana dan upaya Pemprov dilakukan untuk dapat membersihkan kendaraan non bus TransJ dan Kopaja AC di jalur khususnya itu. Mulai dari penerapan denda bagi penerobos jalur, peninggian separator, pemasangan CCTV di halte bus hingga pemasangan Movable Concrete Barrier (MCB).
Setiap bus TransJ juga dipasangkan RCID agar pintu terbuka sehingga kendaraan umum lain dipastikan tidak bisa melewati.
Bahkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dalam waktu dekat akan mencoba menerapkan bantuan teknologi berupa RFID (Radio Frequency Identification) di palang busway. Dengan sistem sensor yang terpasang di badan bus, maka gerbang di jalur TransJ tak bisa sembarangan dimasuki kendaraan lain.
"Kita mau pasangin nanti ada RFID (Radio-frequency identification). Jadi bus itu tempelin, dia buka sendiri. Terus separator mau kita tinggikan," kata Ahok di Balai Kota, Kamis (11/6).
Namun para penerobos selalu menemukan celah untuk masuk ke jalur 'ekspres' tersebut. Lantas kapan seluruh jalur busway di Ibu Kota bisa benar-benar steril? (detik.com)
0 komentar :
Post a Comment